Tidak mudah mendefinisikan karya Popomangun yang mentereng di brand-brand ternama. Karyanya liar, warnanya menawan dengan bentuk-bentuk dekoratif serta repetitif tak beraturan. Karya Popomangun seakan mengingatkan kita kepada ragam motif khas artefak kuno, yang berupa simbol-simbol atau penggambaran sebuah cerita yang mencerminkan kehidupan dan kepercayaan di satu masa. Popomangun seakan mengajak kita untuk melihat perjalanan evolusi ragam hias nusantara, ornamen-ornamen sembarangan dari apa yang hadir di pikirannya menjadi komposisi-komposisi yang menyegarkan mata.
Dok. Popomangun. Pameran karya di medium karpet bekerjasama dengan Rug & Co @rugandco di @tujuhari_ Coffee Grand Wijaya Jakarta Selatan.
Ciri khasnya seakan tak dapat ditiru, karena ia biarkan alam bawah sadarnya yang berperan, dengan perjalanan dan pengalaman jatuh bangun dalam menjalani kehidupan, Popomangun berproses hingga mampu membuat karyanya memiliki fondasi yang kokoh. Ia membiarkan imajinasinya menabrak sana-sini. Komposisinya mungkin bagi sebagian orang membosankan, Popo selalu memposting ilustrasi yang seolah itu-itu saja, hampir setiap hari sejak kurang lebih 15 tahun lalu. Namun, konsistensi ini yang tak banyak dimiliki seniman lain, satu daya dan kekuatan untuk setia pada gaya yang konstan, berbuah menjadi satu karakter yang kuat dan mengakar, ini terkadang tak dapat dinalar. Dari tahun ke tahun Popomangun semakin menggila. Berbagai brand tertarik untuk berkolaborasi dengannya.
Tanpa disadari, Popomangun memiliki kemampuan leluhur nusantara yang mumpuni. Di sini kita semua menyaksikan bagaimana kemampuan seniman masa lalu dalam membangun komposisi grafis yang tersebar di artefak kuno maupun peninggalan-peninggalan nenek moyang. Popomangun seakan hadir dari benih-benih itu, ia lahirkan karya-karya yang berkarakter, meneruskan imajinasi yang abstrak dan dekoratif.
Ketika kami bertanya apa yang membuatnya membangun karya seperti ini, ia menjawab “Jadi tabrak-tabrak aja gitu, lakukan itu terus sampai nemuin yang ngebuat kamu nyaman. Kenapa main tabrak? Karena menurut saya kalo gak ditabrak bakalan ngikutin arus yang sama kayak lainnya. Jadi sebaiknya, ketika temen-temen ingin jadi seorang seniman dari latar belakang yang berbeda, saran saya tabrak terus agar terus bergerak,” tukasnya.
Popomangun berulang kali mengatakan “tabrak”, jelas ia seorang pemberontak. Popomangun adalah seorang yang memberontak kepada sistem sosial yang menggerogoti pola pikir manusia dalam kehidupan sehari-hari, dalam menghadapi segala standarisasi sosial yang membuat antar manusia satu dan lainnya menjadi serupa. Ia menabrak jejalan pola pikir terhadap makna standar dan kesuksesan dalam sosial kebanyakan.
Dok. Pribadi @popomangun.png
Ada satu cerita menarik yang menjadi inspirasi dalam peran untuk membentuk karakter pengkaryaannya. Rumah masa kecil Popo di Semarang, lantainya terpasang tegel kuno yang ditata dengan komposisi belang blonteng. Satu tegel dengan tegel lainnya berbeda corak dan warna. Ini dikarenakan faktor ekonomi ayahnya ketika itu, mau tidak mau saat membangun rumah dan pembelian material, termasuk tegel dilakukan secara bertahap menyesuaikan budget yang dimiliki. Namun ke-belang blonteng-an itu malah memberi memory yang berkesan, dengan corak dan warna yang kontras satu dan lainnya. Keluarga mungkin melihat ini sebagai kekurangan dan kengawuran, berbeda dengan pandangan Popo kecil. Dari sinilah karya Popo berawal, berasal dari memory masa kecil, yang pada saatnya nanti akan keluar sebagai karya yang berkarakter. Ingatan masa kecil seorang seniman adalah akar dari setiap karakter karyanya.
Cara berpikirnya abstrak, seperti karyanya yang menawan. Namun pola kerjanya sistematis, seperti karyanya yang dekoratif dan detail. Di masa pandemi, Popomangun mengenalkan pola dekoratif baru, setelah sebelumnya karakter karya Popo selalu Figuratif, ketika itu ia tertarik mengeksplorasi bentuk floral. Popo terinspirasi oleh ayah mertuanya yang ketika itu mengatakan “aku diselamatkan oleh tanaman” di masa ia pandemi kala itu, berkebun menjadi kegiatan utamanya, bukan sekedar tanaman hias, beliau beberapa kali panen untuk dibagikan ke tetangga dan sebagian dijual. Ucapan sederhana itu memberi pandangan lain terhadap Popo melihat kehidupan. Sudut pandang ketika melihat tanaman yang seakan tak berdaya dirusak manusia, namun tumbuhan tetap saja menumbuhkan dirinya untuk manusia, memberi nafas, memberi keindahan. Sungguh ia memperhatikan alam begitu tulus kepada manusia, apakah manusia melakukan sebaliknya untuk alam?
ABSTRAK MENGABSTRAK
Menurut Mikke Susanto dalam Jeihan, Maestro Ambang Nyata dan Maya (2017), seni abstrak merupakan sebagai ciptaan seni yang mengandung unsur garis, bentuk dan warna yang sifatnya bebas atau tidak terikat dengan bentuk alam.
Dalam seni abstrak, bentuk nyata alam tidak menjadi fokus pembuatan objek utamanya. Walaupun menggunakan bentuk nyata alam, biasanya hanya dijadikan motif dasar untuk membentuk karya seni.
Seni rupa modern, perkembangannya berawal dari Barat lalu dibawa ke Indonesia oleh kolonial, beragam bentuk dan lingkup, seperti lukisan, patung, instalasi, dan lainnya. Kita dapat melihat perkembangan sejarah seni rupa mulai dari masa Yunani ke periode renaisans, modern, post-modern, hingga karya-karya kontemporer masa kini. Seni adalah paparan dari bentuk pemikiran, sikap kritis dan inovasi.
Affandi serta Popo Iskandar yang berasal dari Yogyakarta merupakan perwakilan utama dari seni rupa abstrak. Sedangkan seniman Ahmad Sadali pelukis asal Bandung bersama A. D. Pirous, Fadjar Sidik, dan Umi Dachlan adalah perwakilan utama dari seni ekspresionisme abstrak di Indonesia.
Dok. World Cruise • HAMBURG-AMERIKA LINIE • Weltreise
Melihat corak dan warna dari karya Popomangun yang kontras, cukup identik dengan ciri khas batik pesisir. Ada kesan menabrak. Bagaimana tidak, Batik pesisir keluar dari pakem batik Keraton. Dalam warna yang cerahnya, tersembunyi perlawanan melalui warna: menabrak aturan.
Sampai-sampai Keraton menerbitkan aturan ‘batik larangan’ yang justru malah diminati masyarakat bawah yang darahnya tidak biru.
Pada zaman Belanda, batik dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu Batik Vorstenlanden dan Batik Pesisir. Batik Vorstenlanden adalah batik dari daerah Solo dan Yogyakarta, sementara Batik Pesisir adalah batik-batik yang dikerjakan di luar dua daerah tersebut. Istilah Batik Pesisir sendiri muncul karena berkembang di daerah pesisir Pulau Jawa, seperti Cirebon, Indramayu, Lasem dan Bakaran.
Kekayaan ragam hias atau motif batik yang ada di Indonesia, terutama batik Pantai Utara Jawa sangatlah kaya dan beragam. Batik Pantai Utara Jawa yang lebih dikenal dengan Batik Pesisiran kaya akan unsur akulturasi budaya sehingga memiliki makna-makna tertentu di dalamnya. Salah satu batik pesisiran tersebut adalah Batik Semarang yang memiliki dua jenis motif utama yakni batik klasik khas tempo dulu dan batik modern kontemporer. Batik Semarang kontemporer sebagian besar memiliki nilai-nilai cerita rakyat atau folklor yang mewakili suatu daerah atau tempat tertentu, landscape atau bangunan bersejarah, makanan tradisional, maupun unsur mitologi.
Salah satu folklor yang dikenal oleh masyarakat Kota Semarang adalah figure Warak Ngendog yang biasanya dijadikan arak-arakan dalam festival rakyat Dugderan di Kota Semarang (Penerapan Motif Batik Pesisir Utara Jawa pada Perhiasan Logam. Studi Kasus: Warak Ngendog), oleh Dewi Isma Aryani dan Elliati Djakaria, Oktober 2021).
Sepertinya para leluhur mengalirkan darah seni dalam diri Popomangun, selayaknya seniman yang terus mengasah intuisi untuk berkarya, entah itu datang dari mana, yang pasti ada pesan tersirat yang dititipkan padanya, untuk diceritakan kepada kawan dan siapapun. Kini project-project seakan berdatangan, bukan hanya dalam skala nasional, bahkan namanya sudah mulai dilirik brand-brand internasional.
Dok. ARSIP KITLV/AR WAGSCHAL. Wanita dan anak perempuan berpose di depan batik tulis di Jawa, sekitar 1930.
Menjaga serta merawat warisan leluhur tidak hanya bagaimana menjaga keaslian dan ritualnya saja. Lihatlah apa yang dilakukan oleh seniman Popomangun pada kanvas dari semua karyanya. Popomangun telah menghadirkan seni abstrak dekoratif ke ruang publik, karya-karyanya mencerminkan kemahiran leluhur yang selalu menemukan bentuknya di setiap zaman melalui pemikiran dan tangan-tangan seniman.
Popomangun mewakili kemahiran seniman visual klasik dipadu dengan khas seni kontemporer. Tidak banyak yang bisa memberi contoh, Seniman yang berhasil hidup dari karyanya. Popomangun adalah salah satu contoh seniman yang hidup dan menghidupi keluarga, tim serta managementnya.
Popomangun relatif masih muda, perjalanannya masih panjang, peluang berkontribusi untuk Indonesia masih luas dengan segala kompleksitasnya.
Belum lagi persoalan besar negeri ini: kepedulian masyarakat terhadap alam yang sangat minim. Hutan yang kian menipis, industrialisasi yang terus menggerus alam dan kehidupan. Indonesia membutuhkan seniman-seniman yang mampu menarasikan ini dalam bentuk karya yang mudah ditangkap dan dipahami. Kita tidak menggambar pohon untuk melindungi hutan. Popomangun mengajak kita berdiri pada sisi lain dengan tujuan yang sama. Bangunkan bangsa ini dari leha-leha, ajak untuk memahami dasar dari kehidupan, jaga dan rawat keseimbangan antara manusia dan alam.
Mangun & Co. Studio
Studio seni ilustrasi yang telah berkolaborasi dengan brand-brand ternama. Karakternya yang kuat dan dekoratif sederhana membuat karyanya berciri dan mudah dikenali.
Pendiri
Popomangun
Founder
Lokasi
Teras Bagus, Jl. Pepaya Raya No. 110, Jagakarsa. Jakarta Selatan 12610
Management
Mahavisual @mahavisual
Jl. B.D.N. I No. 38 Cilandak, Jakarta Selatan 12430
Kontak: 081295361176
Media Sosial
Instagram @popomangun.png
Penulis Jagarawat